Belajar Ikhlas dan Sabar karena SS

Salam kenal saya Siti Rakhmawaty, biasa di panggil Rahma. Awal saya terkena SS tidak tau pastinya kapan, tapi sejak akhir tahun desember 2016 saya mengalami mata memerah. Saya pikir itu hanya iritasi sementara, sebelum memerah saya sering merasakan nyeri dan mata kering di mata kiri saya. Langkah pertama saya hanya memeriksakannya di dokter umum tempat saya bekerja, dokter bilang mungkin hanya iritasi ringan dengan menggunakan obat tetes mata bisa dengan harapan kembali normal. Tetapi tidak ada perubahan setelah 3 hari pemakaian, saya putuskan untuk berobat ke puskesmas, di puskesmas mendapatkan diagnosa yang berbeda setiap kali kontrol. Selama 4 minggu kontrol di puskesmas dan di berikan obat tetes yang mengandung antibiotik tidak ada perubahan. Pihak puskesmas merujuk saya ke dokter mata di rumah sakit daerah.

Menurut dokter RSUD mata saya mengalami peradangan di bola mata, dan saya lupa dengan istilah kemedisannya. Saya dikasih resep obat tetes mata yang mengandung steroid, setelah 1 bulan mulai mengalami sedikit kemajuan merah yang hampir menutupi semua mata sudah membaik. Bulan ke 2 saya kembali kontrol dan dokter bilang jika terulang kembali memerah saya di wajibkan untuk pemeriksaan darah. Setelah berjalan 6 bulan mata sudah membaik walaupun mata akan merasa kurang nyaman jika telat memakai obat tetes. Pada saat bulan ke 7 mata kembali memerah dan mulai tidak terasa nyaman dokter menduga bahawa ada kemungkinan adanya autoimun atau rhematik pada mata. Setelah hasil tes darah keluar dokter mata mendiagnosa saya terkena autoimun, tetapi belum di ketahui jenisnya. Dokter mata saya kerujuk saya ke spesialis penyakit dalam, menurut dokter spesialis penyakit dalam saya ada kemungkinan terkena SS dan RA. Karena di RSUD tidak memiliki dokter spesialis yang menangani penyakit RA & AI saya kembali di rujuk ke RSCM.
Saat itu saya merasa sangat lelah dan ingin menyerah sampai di sini saja. Membayangakan harus bolak balik ke RSCM akan memakan waktu berapa lama lagi, karena selama berobat di RSUD jam 2pagi sudah harus mengantri untuk mendapatkan no antrian. Jika harus berjuang sendiri lagi untuk ke RSCM saya tidak sanggup, tapi alhamdulliah ada bapak yang selalu mau menemani dan selalu bersedia berangkat lebih subuh untuk mendaftarkan anaknya berobat, karena hampir setiap hari saya kerja sift malam jadi tidak memungkinkan untuk datang lebih awal.
Di RSCM di 2 bulan pertama seminggu 2x saya bolak balik dari poli rhema ke poli mata, untuk melakukan tes dan pemberian obat yang tepat. Selama 1 tahun berobat akhirnya saya mendapatkan pengukuhan bahwa saya terkena SS tepatnya bulan november 2017. Saat-saat seperti ini adalah yang terberat untuk saya, setelah mendapatkan pengukuhan saya mulai mengalami nyeri-nyeri sendi dan pembengkakan pada lutut kanan saya, dan dokter melakukan tindakan pengambilan cairan sendi di lutut. Setelah 2 minggu pengambilan cairan, lutut saya kembali bengkak kembali. Menurut dokter pengobatan dengan hidroxy kurang efektif dan dilakukan lah kombinasi hidroxy dan mtx. Sekarang sudah 1 bulan saya konsumsi mtx, lutut saya sudah tidak bermasalah lagi.
Perjuangan saya untuk menyembuhkan mata yang merah ternyata tidak semudah dan secepat saya bayangkan, entah sudah berapa kali saya ingin menyerah dan sudah berapa banyak air mata yang saya keluarkan setelah mendapatkan pengukuhan. Terkadang saya merasa bangga karena tidak pernah sakit parah, tetapi Aallah menegur kebanggan saya dengan sakit.  Saya harus di buat banyak bersabar dan ikhlas untuk mengahadapi semuanya. Dengan sakit ini Allah menunjukan betapa besar rasa kasih sayang orangtua saya, seberapa besar pengorbanan bapak yang selalu sedia menemani saya. Mungkin Allah berusaha mengembalikan waktu saya dan bapak yang telah lama hilang, karena kesibukan beliau bekerja.
Jika aku merasa lelah dan ingin menyerah, bayangan orang tua yang selalu datang. Di setiap peristiwa pasti ada pembelajaran yang bisa di dapatkan.
Saya lampirkan foto sebelum kena terdiagnosa SS, foto bersama bapak. Dan setelah terdiagnosa walaupun lelah setelah bekerja sift malam tetap semangat mengikuti pelatihan kerja.

Comments

comments

About Author

Leave A Reply