MARI WASPADAI ANTIPHOSPHOLIPID SYNDROME

Saya masih ingat, beberapa hari yang lalu ada seorang wanita yang mendatangi saya. Ia adalah seorang ibu rumah tangga berusia 27 tahun yang telah tiga kali mengalami keguguran. Maksud kedatangannya ini adalah ingin mengetahui apakah ada penyakit autoimun atau penyakit lainnya yang menyebabkan ia mengalami keguguran kandungan berulang kali. Antiphospholipid syndrome (APS) adalah penyakit autoimun yang banyak ditemukan pada wanita. Pasien dengan sindroma ini membuat antibodi yang tidak normal, yang disebut autoantibodi antifospolipid. Antibodi ini dapat mengganggu proses pembekuan darah yang normal. Antibodi ini juga membuat pembuluh darah menyempit dan struktur menjadi tidak teratur. Akibatnya terjadi pembentukan bekuan di pembuluh darah vena dan arteri. Penyakit ini, bisa berdiri sendiri atau sekunder  akibat penyakit rematik autoimun lain misalnya lupus.

Kapan kita mencurigai seseorang menderita sindroma antifospolipid?

Apabila terjadi keguguran berulang atau penyumbatan pembuluh darah arteri dan vena. Contoh penyumbatan arteri misalnya serangan jantung pada usia muda yang tidak ada faktor resiko serangan jantung lain, misalnya tidak merokok, tidak kolesterol tinggi, tidak diabetes. Sedangkan penyumbatan vena yang paling sering ditemukan adalah penyumbatan pembuluh darah vena di paha (deep vein thrombosis).

Apakah penyebabnya?

Hingga saat ini penyebabnya belum diketahui pasti. Produksi antibodi mungkin dipicu oleh faktor lingkungan misalnya infeksi, terutama pada orang yang memiliki kecenderungan genetik.

Bagaimana diagnosis APS?

Dokter akan meminta tes laboratorium pada orang yang dicurigai terkena penyakit ini. Ada 3 macam tes yang bisa dilakukan yaitu: Pertama, lupus antikoagulan, IgM dan IgG antibodi anticardiolipin (ACA). Dan ketiga, IgM dan IgG Beta2 glikoprotein. Ketiga tes tersebut harus diminta karena kadang seorang pasien hanya positif dengan 1 tes saja. Untuk diagnosis APS salah satu kriteria itu harus positif dan tetap positif pada pemeriksaam 6 minggu berikutnya. Jadi dilakukan 2 kali pengecekan dengan jarak 6 minggu tersebut. Hasil laboratorium  antibodi positif tanpa gejala klinis belum tentu suatu sindroma antifospolipid. Antibodi ini bisa ditemukan pada  orang normal. Jadi sebaiknya diagnosis ditegakkan  bukan hanya berdasarkan hasil laboratorium saja,  tapi juga harus ada gejala klinis yang menunjang.

Lalu, bagaimana dengan pengobatannya?

Kebanyakan orang terdeteksi menderita penyakit ini sesudah adanya suatu tanda penyumbatan pembuluh darah misalnya sesudah serangan jantung pada usia muda atau sesudah keguguran berulang, jadi tujuan terapi berikutnya adalah mencegah hal itu terjadi lagi.

Bagaimana Pengobatan APS?

Pengobatan APS tergantung gejala klinis yang muncul. Misalnya pada kondisi terjadi penyumbatan pembuluh darah di vena atau arteri, diberikan heparinisasi secara intravena atau subkutan diikuti oleh pemberian antikoagulan oral warfarin. Selanjutnya akan diberikan antikoagulan jangka panjang untuk menghidari kejadian berikutnya. AAtau misalnya pada kehamilan dengan riwayat keguguran, maka rheumatologist dan dokter kebidanan akan mengatur terapi selama kehamilan. Pemberian heparin disuntik subkutan dan aspirin dosis kecil sejak dimulai kehamilan sampai beberapa waktu sebelum melahirkan. Kedua obat ini  aman untuk ibu hamil dan bayi. Pada sebahagian besar kasus,  terapi ini akan menghindarkan dari keguguran berulang, bahkan sang ibu bisa melahirkan bayi yang sehat. Pada sebagian kecil kasus, yang tidak bisa ditangani dengan terapi standar, dapat diberikan imunoglobulin intravena atau steroid untuk pengobatannya.

Bagaimana jika belum pernah terjadi keguguran dan anda memiliki antibodi yang positif?

Hal ini membutuhkan penilaian khusus oleh rheumatologist dan dokter kandungan Anda. Biasanya beberapa pedoman tidak menganjurkan untuk memberikan suntikan heparin, Hanya diberi aspirin dosis kecil. Pertimbangan khusus diberikan pada pasien dengan resiko terjadinya trombosis (penyumbatan pembuluh darah), misalnya penderita penyakit autoimun seperti lupus, heparin injeksi dapat dipertimbangkan.

Jika sudah positif menderita APS? Apa yang mesti dilakukan?

Sebagian besar orang dengan APS harus mengonsumsi antikoagulan (pengencer darah) seumur hidup. Yang harus diwaspadai adalah risiko pendarahan. Jangan lupa untuk menyampaikan ke dokter setiap kali Anda akan melakukan tindakan medis atau operasi untuk menghindari terjadinya pendarahan paska tindakan. Orang dengan APS juga dianjurkan untuk mewaspadai faktor resiko tradisional trombosis (penyumbatan pembuluh darah)  lainnya  yang lain seperti diabetes, merokok, kolesterol tinggi, asam urat tinggi, tekanan darah tinggi dan  obesitas. Jadi harus bisa mengendalikan gula darah, kolesterol, asam urat dan tensi yang normal serta mempertahankan berat badan ideal. Pada wanita, sebaiknya hindari kontrasepsi yang mengandung estrogen. Salam sehat,

 

 

dr. Sandra Sinthya Langow, SpPD-KR
Internist Rheumatologist
Siloam Hospital Lippo Village

Comments

comments

About Author

Leave A Reply