MENGENAL AUTOIMUN

Autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem imun merusak sel-sel kita sendiri yang berakibat terjadinya peradangan berkepanjangan. Namun ini bukanlah satu-satunya mekanisme terjadinya peradangan berkepanjangan, ada juga karena sel-sel mengalami gangguan pada ketahanan selnya sehingga mudah terjadi kerusakan sebelum waktunya. Akibat peradangan inilah yang menyebabnya munculnya beragam keluhan pada penyandang autoimun. Gejala umum peradangan adalah nyeri, demam walau tidak selalu tinggi, rasa lemah, dsb.

sudah lebih 150 kode diagnosis tergabung di dalam kategori autoimun. Ada yang menyerang organ tertentu namun juga ada yang menyerang seluruh sel. Autoimun yang menyerang organ tertentu di antaranya tiroiditis (menyerang tiroid), hepatitis (menyerang hati), addison disease (menyerang kelenjar adrenal), diabetes tipe 1 (menyerang pankreas), Multipel sklerosis (menyerang selubung saraf), psoriasis, rhinitis alergika, dermatitis, dll

Autoimun yang terjadi menyerang banyak organ di antaranya lupus (SLE), Rheumatoid Arthritis, scleroderma, vasculitis, MCTD, Sjogren’s syndrome, dll. Masih banyak diagnosis yang termasuk dalam autoimun. Namun yang saya sebutkan di atas adalah yang paling sering ditemukan. Alergi termasuk dalam kelompok autoimun berdasarkan perjalanan penyakitnya. Kebanyakan penyandang autoimun mengalami reaksi alergi pada masa kecil. Untuk itu perlu dikelola dengan baik alergi sejak dini. Autoimun dapat terjadi pada semua kelompok umur dan pada perempuan dan laki-laki. Setiap jenis penyakit memiliki perjalanan yang berbeda tergantung sistem imun mana yang terganggu dan organ mana yang terlibat. Inilah dasar mengapa autoimun bersifat sangat personal. Jenis autoimun yang sering menimbulkan kegawatdaruratan antara lain addison disease, lupus, autoimmune induce anemia hemolitik (AIHA), ITP (immune trombositopenia), DCD (demyelinating chronic degenerative) yang dapat berlanjut menjadi MS. Untuk penyandang autoimun di atas perlu memperhatikan tanda dan gejala kegawatdaruratan yang mungkin terjadi seperti :

  • kelelahan yang amat sangat,
  • perdarahan,
  • kadar hemoglobin atau sel darah merah yang sangat rendah,
  • penurunan kesadaran,
  • gangguan irama jantung, dll.

silahkan konsultasikan dengan dokter yang merawat anda. Pemilihan obat dan suplemen pada penyandang autoimun memperhatikan :

  • perjalanan penyakitnya,
  • efek samping yang mungkin timbul,
  • proses penyerapan obat dan suplemen,
  • kemampuan tubuh melakukan detoksifikasi.

Untuk mendapatkan manfaat yang terbaik dari obat, ikuti aturan yang dianjurkan oleh dokter. Hindari membeli obat-obatan autoimun tanpa berkonsultasi dengan dokter, karena obat-obatan ini memiliki efek samping yang cukup besar namun akan sangat bermanfaat pada kondisi yang berat. Pengguna obat-obatan hormonal seperti steroid (seperti metilprednisolon, prednisolon, obat-obatan tiroid, obat-obatan support adrenal) harus mengkonsumsi obat-obatan sesuai dengan jam dan dosis yang dianjurkan. Tidak disarankan menghentikan obat secara tiba-tiba karena obat-obatan ini bekerja sebagai pengganti hormon sementara waktu. Penghentian obat harus dilakukan bertahap untuk memberikan kesempatan tubuh memproduksi sendiri obat-obatan tersebut. Selalu berkonsultasi dengan dokter yang merawat. Beberapa obat-obatan bekerja dengan menekan sistem imun yang berlebihan. Lakukan pemeriksaan berkala untuk menilai apakah ada infeksi menahun. Konsultasikan dengan dokter yang merawat. Beberapa obat autoimun juga merupakan obat-obatan yang digunakan pada penyandang kanker. Karena autoimun dan kanker memiliki kemiripan yang banyak. Tujuan pengobatan disesuaikan dengan kondisi saat ini. Pada prinsipnya tidak ada obat, suplemen, ataupun makanan yang harus dikonsumsi terus menerus seumur hidup karena tubuh mengalami adapatasi dan perubahan dari waktu ke waktu.

Pada tahapan menghilangkan penderitaan obat-obatan mempunyai porsi yang besar untuk menyelamatkan situasi saat itu dari kerusakan organ secara permanen yang berakibat kecacatan atau kematian. Penyebab autoimun dapat dikelompokan dalam beberapa kondisi. Diagnosis merupakan panduan dokter untuk mencari perjalanan penyakit. tetapi mencari akar masalah adalah kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan pengelolaan untuk :

  • meningkat,
  • memulihkan,
  • menstabilisasi,
  • menguatkan,
  • menyembuhkan,
  • memperbaiki,
  • meningkatkan, dan
  • mengoptimalisasi sistem yang terlibat.

Inilah alasan tidak ada satu obat untuk semua kondisi autoimun. Penyebab yang terbanyak saya temukan sehari-hari di klinik saya adalah infeksi. Infeksi parasit seperti cacing dapat mengganggu pembuangan di empedu yang berakibat naiknya kadar mineral tembaga yang merangsang sistem inflamasi, atau infeksi parasit juga mengganggu asupan makanan sehingga terjadi malnutrisi menahun yang gejalanya tidak khas.

Cacing juga dapat memicu peradangan pada lambung yang dikenal sebagai gastritis eosinofilik. Cacing juga dapat memicu hepatitis autoimun. Infeksi lain yang sering ditemukan adalah infeksi Epstein Barr Virus terutama pada penyandang DCD, ITP, lupus, gangguan tiroid, pancreatitis, dsb. Epstein Barr Virus (EBV) adalah virus herpesviridae yang sering ditemukan sehari-hari. Virus menular melalui udara. Pada kondisi yang ringan dapat muncul sebagai gejala pusing-pusing biasa tanpa demam. Pada anak dapat memicu kejang demam atau kondisi mirip sepsis. Bila kita mengalami penurunan trombosit tidak melulu disebabkan demam berdarah. Perlu dipikirkan kemungkinan virus ini. Infeksi lainnya yang sering ditemukan adalah helicobacter pilory yang mengganggu gigi geligi dan lambung. Pada strain tertentu dapat menyebabkan kanker lambung, tetapi kebanyakan hanya menipiskan sel mukosa lambung yang mengganggu produksi enzim terutama enzim yang mencerna protein. Bila kita kekurangan protein, maka akan terjadi gangguan keseimbangan mineral di tubuh kita.

Akibatnya akan terjadi ketidakstabilan sel dan berakibat sel rusak sebelum waktunya. Helicobacter pilory paling sering mengganggu kemampuan penyerapan zinc (Zn) dan zat besi (Fe). Zinc sangat berperan penting dalam membentuk sistem pertahanan mekanik dan sistem imun lainnya. Penyebab lain selain infeksi adalah gangguan keseimbangan nutrisi seperti kekurangan zinc, protein, atau kelebihan tembaga (copper), kelebihan gula (karbohidrat sederhana). Kelebihan tembaga merupakan penyebab terbanyak pada autoimun yang bersifat mengenai banyak organ. Tembaga merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel terutama pada organel sel mitokondria. Kelebihan tembaga menjadikan sel sangat aktif dan membran sel memiliki polaritas listrik yang tinggi. Itulah sebabnya beberapa penyandang autoimun yang kelebihan tembaga seringkali mudah merasakan tersetrum listrik atau merusak alat-alat elektronik terutama handphone.

Kelebihan tembaga akan meningkatkan aktivitas otak. Bila sangat berlebihan akan merubah bahan kimia otak dopamin menjadi epinefrin dan norepinefrin. Akibatnya penyandang menjadi emosional, paranoid, hingga gangguan cemas menyeluruh. Bila terjadi gangguan cemas ini, jantung berdegup sangat cepat, badan merasa lemas, hingga sulit bernapas. Inilah mengapa penyandang sering mendatangi IGD namun semua diperiksa baik-baik saja. Kelebihan tembaga pada anak ditandai dengan aktivitas yang berlebihan, mudah emosional, sulit berkonsentrasi, memilih-milih makanan. Kelebihan tembaga inilah yang menjadi dasar mengapa autoimun pada perempuan banyak terjadi akibat kehamilan dan penggunaan KB hormonal yang mengandung estrogen.

Penyebab lainnya adalah kelebihan gula. Gula sederhana yang masuk ke tubuh kita akan merangsang hormon insulin. Hormon ini bersifat pro peradangan. Sehingga dengan memasukkan banyak gula maka akan merangsang hormon insulin sehingga akan menaikkan peradangan. Kelebihan gula terjadi karena asupan yang berlebihan. Sebenarnya tubuh memiliki kemampuan untuk membatasi asupan gula. Tetapi pada kondisi stress berlebihan, infeksi jamur candida, atau infeksi EBV pada pankreas dapat merangsang tubuh mencari gula. Kelebihan gula selain membahayakan metabolisme, juga menaikkan bahan kimia otak asam glutamic yang membuat otak bekerja sangat cepat. Pada tahapan awal memang membuat kita merasa segar, namun kelebihan gula sesudahnya membuat kita kehilangan tenaga karena akan mencuri mineral magnesium dan kalium dari tubuh kita.

Penyebab autoimun lainnya adalah gangguan hormon adrenal yang dikenal dengan insufisiensi adrenal. Adrenal adalah hormon yang mengatur keseimbangan mineral melalui jalur mineralocorticoid dan metabolisme gula melalui jalur glukokortikoid. Pada kondisi-kondisi tertentu, perubahan secara fisik misalnya suhu, radiasi, gravitasi, infeksi, asupan gula berlebih, dll merangsang tubuh untuk menghasilkan lebih banyak adrenal. Tetapi bila berkepanjangan, maka tubuh kelelahan untuk terus memproduksi hormon ini. Inilah yang dikenal sebagai insufisiensi adrenal. Untuk kondisi ini, kita akan bahas pada kesempatan lainnya. Untuk hari ini, cukup sekian kita mengenal autoimun. Mengenalnya akan membawa kita ke solusi yang mendasar pada penyebab dasar. Mengenal diri sendiri, memperbaiki gaya hidup, nutrisi yang tepat, aktivitas yang positif, kelola stres, istirahat yang baik merupakan pilar penting dalam pengelolaan autoimun.

Untuk saat ini, demikian dulu yaa pelatihannya.. Memahami sedikit-sedikit jauh lebih baik daripada menyerap terlalu banyak informasi dan kemudian lupa. Cobalah mengingat-ingat perjalanan autoimun anda. Semoga ditemukan akar masalahnya. Penyebab di sini adalah penyebab yang paling banyak ditemukan dalam praktek saya sehari-hari. Namun tidak terbatas pada hal-hal yang tersebut di atas. Ada beberapa kondisi yang memang sangat jarang terjadi seperti kelaianan genetik.

semoga bermanfaat

Source : dr. Novi Arifiani

http://dokternovia.com/contact.php

t.me/klinikautoimunkanker

#drnovia
#autoimmune
#autoimun
#YaSSI

Comments

comments

About Author

Leave A Reply