Efek Sinar Matahari Terhadap Lupus

Lupus merupakan salah satu penyakit autoimun yang bisa bermanifestasi dengan berbagai macam gejala antara lain  nyeri sendi, demam, sakit kepala, sariawan, penurunan berat badan, kelelahan, kejang-kejang, stroke, psikosis, dan berbagai kelainan di kulit. Fotosensitifiti adalah keadaan dimana penderita lupus mengalami berbagai kelainan di kulit dan organ-organ lain setelah terpapar sinar ultraviolet (UV) dari matahari atau sinar lampu. Diketahui bahwa sepertiga dari seluruh penderita lupus mengalami reaksi hipersensitif terhadap sinar UV.

Selain gejala-gejala pada kulit, gejala-gejala lupus yang lain juga bisa bertambah berat setelah terpapar sinar matahari, seperti munculnya demam, peradangan pada sendi, atau peradangan pada organ-organ dalam tubuh. Gejala-gejala pada kulit bisa berupa bercak kemerahan pada wajah yang menyerupai kupu-kupu (butterfly rash) atau bercak kemerahan di badan menyerupai urtikaria.

            Berikut beberapa tips yang dapat membantu odapus dalam menghindari dan mengatasi gejala-gejala fotosensitifiti :

  • Hindari sinar matahari

Seorang odapus sedapat mungkin menghindari sinar matahari, terutama antara jam 10.00-14.00. Begitu juga jika mendung tetap memakai pelindung, oleh karena awan tidak sepenuhnya dapat menghalangi sinar UV dari matahari. Kelainan kulit bisa muncul beberapa jam sampai beberapa hari setelah terpapar sinar matahari.

  • Gunakanlah krim pelindung matahari

Jika sedang berada di luar rumah lebih dari 20 menit, maka gunakanlah krim pelindung matahari (sunscreen) minimal dengan SPF (sun protection factor) 30. Penelitian mendapatkan sinar UV B paling besar pengaruhnya terhadap timbulnya kelainan kulit pada odapus, tetapi penelitian terbaru juga mendapatkan bahwa sinar UV A juga berpengaruh terhadap penderita lupus. Oleh karena itu gunakanlah sunscreen yang dapat melindungi baik dari sinar UV B maupun UV A. Penggunaan sunscreen sebaiknya diulangi setiap 2 jam. Keringat, air, maupun pakaian yang dikenakan dapat menghilangkan krim yang digunakan. Jangan lupa mengolesi krim pada daerah seperti leher, belakang, dan telinga, daerah-daerah yang paling sering mengalami kelainan akibat terpapar sinar matahari.

  • Gunakan pakaian yang dapat melindungi dari sinar matahari

Oleh karena tidak memungkinkan untuk selalu menghindari sinar matahari, maka gunakanlah pakaian atau bahan yang dapat melindungi dari sinar matahari jika sedang berada di area terbuka. Gunakanlah topi yang pinggirnya lebar, Baju kemeja lengan panjang, dan celana panjang.

  • Berhati-hatilah dengan cahaya lampu ruangan

Baik lampu halogen maupun lampu fluorescent keduanya memancarkan sinar UV yang dapat memperberat gejala-gejala lupus. Demikian juga mesin foto kopi menghasilkan sinar UV yang dapat mempengaruhi penderita lupus. Sehingga berhati-hatilah jika berada dibawah lampu tersebut diatas atau berada dekat mesin foto kopi.

  • Periksa obat-obatan yang sementara digunakan

Beberapa obat dapat meningkatkan kerentanan terhadap sinar UV seperti antibiotik azythromicin, diklofenak (NSAID), diuretik (obat pelancar kencing), obat gula, dan obat jantung. Jika odapus sedang menggunakan obat-obat tersebut diatas, maka berhati-hatilah dengan paparan sinar matahari.

Demikian uraian singkat mengenai efek sinar matahari dan sinar lampu ruangan terhadap kelainan kulit dan gejala-gejala lain pada penderita lupus, semoga bermanfaat.

 

dr. Natsir Akil, Sp.PD-KR
Internist Konsultan Reumatologi
Rumah Sakit Restu Ibu
Balikpapan–Kalimantan Timur.

Comments

comments

About Author

Leave A Reply